Minggu, 28 Desember 2008

Majalah Lama: "Pandji Masjarakat" Edisi Perdana



Penerbit: Tak Ada Keterangan. Alamat: Djalan Madjapahit 28/3, Djakarta. Pimpinan Umum: Moh. Faqih Usman. Pimpinan Redaksi: Dr. H. Abdulmalik Karim Amrullah (Hamka); Jusuf Abdullah Puar. Pimpinan Usaha: M. Joesoef Ahmad.

Penyebar kebudayaan dan pengetahuan selaras dengan perjuangan reformasi dan modernisasi Islam. Terbit tengah bulanan, setiap tanggal 1 dan 15. Seperti tertulis di pengantar redaksinya, majalah ini akan menititik-beratkan tugasnya dalam lapangan kebudayaan dan pengetahuan umum populer yang diselenggarakan dengan perjuangan yang membawa modal reformasi dan modernisasi dalam Islam.

Menjelang ulang tahunnya yang kedua, majalah ini dibredel oleh penguasa Orde Lama. Edisi terakhirnya adalah nomor 32, Oktober 1960. Enam tahun kemudian, atas izin dari Pemerintah Kabinet Ampera, majalah ini terbit lagi pada 5 Oktober 1966. Mereka menggunakan nomor 1 (satu) lagi untuk edisi baru ini. Nama penerbitnya: Jajasan Nurul Islam. Alamat redaksinya pindah ke Mesdjid Agung Al-Azhar, Kebajoran Baru, Djakarta.

Majalah yang tampak di blog adalah Edisi I/Tahun I/15 Djuni 1959. Harga; Rp. 4,-

Catatan:

Pemimpin Redaksi Pandji Masjarakat, Dr. H. Abdulmalik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, dan aktivis politik. Lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.

Ia adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx, dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti
HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang andal.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat.

Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli.

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan internasional seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia. Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.
N

1 komentar:

Unknown mengatakan...

wah, saya baru blog walking ketemu yang kaya gini ...
mas, kan ini majalah lama yang nilai tulisannya lebih dari rp 4. gimana kalau direview isinya. karya lama namun tetap aktual dibaca oleh generasi selanjutnya
CMIIW